Rabu, 20 Februari 2013

STRUKTUR ORGANISASI



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Seperti kita ketahui bersama, semakin besar suatu organisasi, semakin banyak pula jumlah personil atau tenaga kerja manusia yang dibutuhkan, serta semakin banyak pula jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil organisasi, semakin kecil tenaga manusia yang dibutuhkan dan semakin sedikit jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Kelangsungan hidup sebuah organisasi sebenarnya berkaitan erat dengan proses perilaku manusianya yang dapat memperkuat roh atau jiwa bagi kedinamisan sebuah struktur organisasi.
Gibson menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan di antara berbagai sub-unit dalam sebuah organisasi. Menurut pandangan Gibson, kita dapat melihat struktur organisasi sebagai : a)bagan dari susunan kotak-kotak yang berarti struktur yang bersifat statis. b)hubungan kegiatan yang merupakan struktur yang besifat dinamis.
Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Batasan Masalah
1.  Bagaimana bentuk struktur organisasi…?
2.  Bagaimana level struktur organisasi…?
3.  Bagaimana Elemen-elemen Struktur Organisasi…?
BAB II
PEMBAHASAN


A.  Struktur Organisasi
Berdasarkan pola hubungan kerja dan aktivitas, wewenang serta tanggungjawab, maka bentuk-bentuk organisasi dibedakan sebagai berikut
1.  Struktur Organisasi Lini
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.

2.  Struktur Organisasi Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor. Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.

3.  Struktur Oranisasi Garis dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi gabungan yang di kembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf. Staf adalorang ahli dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan dalam organisasi tersebut.

4.  Struktur Organisasi Fungsional dan Staf
Struktur organisasi ini merupakan gabungan dari bermacam-macam struktur organisasi. Dengan memakai sistem gabungan ini  di mungkinkan memilih, yang menguntungkan di pakai yang merugikan di tinggalkan.
  
B. Level Struktur Organisasi
Kendati organisasi adalah satu, tetapi jika dikaitkan dengan masalah struktur, sesungguhnya terdiri atas sekurangnya 3 lapisan atau 3 level. Level-level tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lain tetapi saling berhubungan atau bergantung. Menurut Mullins, level-level tersebut adalah : 
1.  Technical level terkait dengan operasional kerja yang spesifik dan seolah terpisah-pisah, yang dicirikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang benar-benar bersifat fisik sehubungan dengan tugas apa yang harus diselesaikan. Pekerjaan ini membutuhkan keahlian berbeda dari masing-masing pekerja. Misalnya produksi barang di suatu perusahaan, proses administrasi pelayanan publik di kantor-kantor pemerintahan, atau guru yang mengajar mata pelajaran tertentu di suatu sekolah.
2.  Managerial level (level organisasi) terkait dengan upaya pengkoordinasian dan pengintegrasian pekerjaan dari level teknis. Kerja yang seolah terpisah di  level teknis, diselaraskan dan dikoordinasikan oleh level manajerial. Keputusan-keputusan yang dibuat di level manajerial berhubungan dengan sumber daya yang dibutuhkan agar level teknis dapat menjalankan pekerjaannya secara maksimal.
3.  Community level terkait dengan tujuan umum dan kerja organisasi secara keseluruhan. Keputusan-keputusan yang dibuat di community level tinimbang berdasarkan kerja seperti apa yang harus dilakukan organisasi serta pembangunan organisasi dalam hubungannya dengan agen-agen eksternal dan lingkungan sosial yang lebih luas. Community level juga menjadi mediator antara level teknis dengan level manajerial.

C. Elemen-Elemen Struktur Organisasi
Elemen-elemen struktur organisasi adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat manajer hendak menyusun struktur organisasi. Stephen P. Robbins mengidentifikasi elemen-elemen tersebut sebagai berikut :
1.  Spesialisasi Kerja. Inti dari spesialisasi kerja adalah bahwa seluruh pekerjaan di dalam organisasi tidak dikerjakan oleh satu orang melainkan dipecah ke dalam sejumlah langkah yang masing-masing dipegang oleh orang berbeda. Pada suatu organisasi, tugas-tugas mungkin membutuhkan skill yang tinggi, tetapi tugas lainnya mungkin dapat dikerjakan bahkan oleh pekerja yang tidak terlatih.
2.  Departementalisasi. Tatkala seorang manajer membagi pekerjaan lewat spesialisasi kerja, manajer tersebut perlu mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang serupa sehingga pekerja dapat bekerja secara bersama. Pengelompokan ini disebut departementalisasi. Cara yang paling umum dalam konteks departementalisasi adalah lewat fungsi yang dilakukan. Misalnya, manajer manufaktur mengorganisasi pabriknya dengan memisahkan bagian rekayasa, akunting, manufaktur, personil, dan pembelian. Kelima jenis pekerjaan ini masing-masing dikelompokkan ke dalam departemen yang serupa. Sebuah rumah sakit memiliki departemen penelitian, pelayanan pasien, akuntansi, dan sejenisnya. Departementalisasi juga berimbas pada efisiensi dengan menempatkan orang dengan keahlian dan kecenderungan yang sama di satu tempat.
3.  Rantai Komando. Rantai komando adalah garis komando yang tidak putus yang menghubungkan seluruh anggota di dalan suatu organisasi. Rantai komando menentukan siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa. Rantai ini punya 2 prinsip dasar : (1) Kesatuan komando dan (2) Prinsip skala.
4.  Lingkup Kendali. Lingkup kendali adalah berapa banyak bawahan yang dapat diatur oleh seorang manajer secara efektif dan efisien. Lingkup kendali sangat penting karena menentukan tingkatan struktur dan berapa orang manajer yang dibutuhkan sebuah organisasi. Semakin luas lingkupnya, semakin efisien organisasi tersebut.
5.  Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada derajat mana pembuatan keputusan dikonsentrasikan pada satu titik dalam organisasi. Sentralisasi juga berlaku tatkala manajemen puncak membuat keputusan kunci organisasi dengan sedikit atau bahkan tanpa masukan dari tingkatan yang lebih rendah. Sebaliknya, jika level lebih bawah diberi kesempatan untuk memberi masukan bagi pengambilan keputusan atau bahkan diberi kewenangan untuk membuat keputusan maka disebut kondisi desentralisasi.
6.  Formalisasi. Formalisasi mengacu pada derajat mana pekerjaan dalam suatu organisasi dibakukan. Jika pekerjaan dibakukan secara tinggi, maka pemegang pekerjaan sama sekali tidak boleh menyalahi prosedur pekerjaan guna menyelesaikan pekerjaan.

 
BAB III
PENUTUP


A.  Simpulan
1.  Struktur Organisasi Lini, Struktur Organisasi Fungsional, Struktur Oranisasi Garis dan Staf, Struktur Organisasi Fungsional dan Staf
2.  Menurut Mullins, level-level tersebut adalah :  (1) Technical Level, (2) Managerial Level, dan (3) Community Level.
3.  Stephen P. Robbins mengidentifikasi elemen-elemen tersebut sebagai : (1) spesialisasi kerja, (2) departementalisasi, (3) rantai komando, (4) lingkup kendali, (5) sentralisasi dan desentralisasi, dan (6) formalisasi.

B. Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah lepasa dari kesalahan, tentu saja dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, serta dosen pengajar demi kelayakan makalah ini dan berbesar hati memaafkan kekurangan dan kesalah penulis dalam makalah ini



DAFTAR PUSTAKA


Makmur, H. 2007. Patologi Serta Terapinya dalam Ilmu Administrasi dan Organisasi. Bandung : PT. Refika Aditama.

Sutarto, Dasar-dasar organisasi - Cet.18 - Yogyakarta Gajah Mada University Press, 1998
http://buyatthelegend.blogspot.com/2012/08/pengertian-struktur-organisasi.html

Wikipedia.org (Matrix Organization)

http:abhymujahidmuda.blogspot.com?2012/08/jeni-jenis-struktur organisasi.html


albumQ

albumQ
Takbir Azzam