Sabtu, 21 April 2012

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO

BAB I
PENDAHULUAN
 

A.   Latar Belakang
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah sering kali mendengar kata Risiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Risiko  merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun organisasi.  Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko-risiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.  Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sebagaimana kita pahami dan sepakati bersama bahwa tujuan perusahaan adalah membangun dan memperluas keuntungan kompetitif organisasi.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena risiko mengandung biaya yang tidak sedikit.  Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran.  Kerugian langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual).  Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas.  Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.  Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya risiko yang sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh sebab itu kita perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan mengukur dimensi risiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan pada perusahaan pada umunya.

B.  Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi permasalaha yang akan disajikan dimana hanya mencakup tentang :
1.    Bagaimana dimensi resiko yang harus diukur…?
2.    Bagaimana menentukan tingkat kerugian…?
3.    Bagaimana mengukur risiko dengan distribusi propabilitas…?
4.    Bagaimana konsep propabilitas
5.    Bagaimana taksiran tentang propabilitas…?

C. Tujuan
Pada batasan masalah yang ada, maka penulis dapat mengambil sebuah sinopsis bahwa tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pengukuran Risiko

BAB II
PEMBAHASAN
 

A.  Dimensi Risiko Yang Diukur
Setelah manajer risiko mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya risiko itu harus diukur. Jadi perlunya adanya pengukuran risiko disebabkan karena untuk menentukan relatif pentingnya dan untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang tepat untuk menanganinya. Dimensi yang harus diukur yang berkenaan dengan dua dimensi risiko yaitu
1.   Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi.
2.   Keparahan dari kerugian tersebut.
Sehingga ketika kita melakukan pengukuran tersebut maka dapat diketahui hasil dari identifikasi tersebut yaitu
1.  Rata-rata nilainya dalam periode anggaran
2.  Variasi nilai dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya
3.  Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian  itu jika seandainya kerugian tersebut ditanggung sendiri.
Kedua dimensi ini sangatlah penting dikarenakan dimensi itu diperlukan untuk menilai relatif pentingnya suatu exposure terhadap kerugian potensial. Berlawanan dengan pendapat kebanyakan orang, pentingnya suatu exposure bagi kerugian tergantung sebagian besar atas keparahan kerugian potensial itu, bukan pada frekuensi potensial. Suatu kerugian potensial dengan kemungkinan catastropic, walaupun jarang terjadi, adalah jauh lebih parah daripada yang sering terjadi, tetapi hanya menimbulkan kerugian kecil saja. Sebaliknya frekuensi kerugian tidak bisa diabaikan. Jika dua exposure ditandai oleh keparahan kerugian yang sama, maka exposure yang frekuensinya lebih besarlah yang seharusnya dimasukkan dalam ranking yang lebih penting.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dimensi pengukuran tersebut antara lain :
1.    Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya.
2.    Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi , terutama dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan
3.    Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang , harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.
4.    Kadang kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan , antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.
5.    Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, disamping nilai rupiahnya.

B. Menentukan Tingkat Kerugian ( keparahan )
Dalam menentukan keparahan kerugian, manajer harus berhati-hati untuk memasukkan semua kerugian yang mungkin bisa terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu, sebagaimana dampaknya yang terakhir terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Dampak keuangan terakhir dari suatu kerugian bahkan mungkin pula terabaikan dalam mengevaluasi nilai rupiah dari sesuatu kerugian. Keparahan kerugian juga akan tergantung pada jumlah unit yang terkena kerugian. Misalnya suatu  perusahaan mempunyai beberapa gudang yang letaknya berdekatan, maka kerugian akan lebih parah karena satu peristiwa kebakaran saja bisa menghabiskan ketiga gudang itu.
Kerugian rata-rata ini dapat dibandingkan dengan premi asuransi yang harus dibayar, jika perusahaan itu minta perlindungan asuransi.

C. Pengukuran Resiko Dengan Distribusi Probabilitas
Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas kejadian bagi masing-masing outcome yang mungkin. Karena outcome itu merupakan mutuallly exclusive, maka  semua probabilitas itu jika dijumlahkan sama dengan satu.
Tiga macam distribusi probabilitas menunjukkan outcome :
1.    Total kerugian per tahun ( atas periode budget)
2.    Banyak kejadian per tahun
3.    Kerugian per kejadian
Untuk menggambarkan ketiga jenis probabilitas itu, kita akan mempertimbangkan contoh tentang kerugian tabrakan mobil :
a.    Total kerugian harta langsung ( tidak termasuk kerugian net income, liability loss, atau personal ) yang mungkin akan dialami perusahaan yang disebabkan oleh tabrakan armada atau pengangkutan.
b.    Banyaknya tabrakan per tahun
c.    Total kerugian harta per tabrakan
Contoh kerugian ini berkenaan dengan satu jenis kerugian untuk semua unit  yang dihadapkan pada kerugian dengan satu penyebab ( tabrakan ). Distribusi probabilitas bisa dibangun untuk berbagai kombinasi daripada:
1.    Jenis kerugian
2.    Unit-unit yang mengalami exposure ( kemungkinan merugi )
3.    Penyebab kerugian
Akhirnya, untuk kebanyakan keputusan manajemen resiko, sebaiknya juga membangun distribusi probabilitas untuk total kerugian sesudah pajak dan distribusi probabilitas kerugian sesudah pajak pada setiap kejadian.

D. Konsep Propabilitas
Probabilitas merupakan kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan. Dalam menjelaskan konsep mengenai probabilitas kita awali dengan menggunakan konsep sample space dan even. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Jika Tanpa Bobot maka rumusnya : P ( E ) =  dan apa bila
Dengan Bobot maka rumusnya : P ( E ) =
Dimana :
P(E) = probabilitas terjadinya event
E      = sub set atau event                   
S       = sample space atau set            
W     = bobot dari masing-masing event
Jadi perlu diketahui bahwa asumsi dalam Probabilitas mencakup :
1.    Bahwa kejadian atau event tersebut akan terjadi
2.    Bahwa kejadian-kejadian tersebu tadalah mutually exclusive, artinya dua peristiwa tidak akan terjadi secara bersamaan
3.    Bahwa pemberian bobot pada masing-masing peristiwa dalam set adalah positif , sebab besarnya probabilitas akan berkisar antara 1 dan 0, dimana peristiwa yang pasti terjadi probabilitasnya 1, sedangkan peristiwa yang pasti tidak terjadi probabilitasnya 0.
Jadi Aksioma Definisi Probabilitas yaitu :
1.    Probabilitas adalah suatu nilai / angka yang besarnya terletak antara 0 dan 1, yang diberikan pada masing-masing peristiwa.
2.    Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari peristiwa-peristiwa yang mutually exclusive dalam sample space adalah 1.
3.    Probabilitas suatu peristiwa yang terdiri dari sekelompok peristiwa yang mutually exclusive dalam suatu set (sample space ) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probabilitas yang terpisah.

E.  Panafsiran Tentang Propabilitas
Tafsiran yang pertama yaitu timbulnya tafsiran tentang probabilitas 1/10.
Penafsiran tersebut berdasarkan :
1.    Misalnya saja gudang. Gudang yang dikatakan sama atau serupa pada kenyataannya tidak pernah persis serupa. Misalnya walaupun sama tetapi berbeda lokasi, konstruksinya dan perawatannya.
2.    Kondisi bisa berubah peninjauan  masa lalu itu menyediakan sebagaian dasar untuk suatu penafsiran probabilitas kerugian.
Penafsiran yang  kedua sangat berfaedah dalam menetapkan tindakan yang diambil berkenaan dengan exposure tersebut:
1.  Peristiwa yang saling pilah ( mutually exclusive event)
Dua peristiwa yang dikatakan saling pilah adalah apabila terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lainnya.
2.  Compound event Adalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama dalam jangka waktu yang sama.metode untuk menentukan suatu compound outcome tergantung atas apakah outcomes terpisah itu merupakan peristiwa yang bebas.
3.  peristiwa bersyarat ( conditional outcomes ) Bagaimana jika dua peristiwa yang terpisah itu tidak bebas maka perhitungan compound probabilitas lebih rumit.
4.  Peristiwa yang insklusif, Misalkan  kita berhadapan dengan dua atau lebih peristiwa yang tidak mempounyai hubungan saling pilah dan kita menginginkan mengetahui probabiklitas terjadinya paling sedikit satuc peristiwa diantara dua peristiwa atau lebih itu. Jika peristiwa itu lebih dari dua maka proses perhitungannya lebih rumit. Maka dari itu disini akan disajikan hanya probabilitas  bahwa paling sedikit satu dari peristiowa tersebut itu yang akan terjadi. Jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan peristiwa yang terpisah, maka probabilitas terjadi paling sedikit satu peristiwa adalah jumlah kedua probabilitas terjadinya A atau B dikurangi dengan probabilitas terjadinya kedua peristiwa tersebut : P ( A atau B ) = P (A) + P (B) – P ( A atau B ).

 BAB III
PENUTUP


A.  Simpulan
Adapun simpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu :
1.    Dimensi yang dikuru meliputi Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi dan Keparahan dari kerugian tersebut.
2.    Dalam menentukan tingkat kerugian merupakan hak progratif dari seorang maneger risiko.
3.    Pengukuran Resiko Dengan Distribusi Probabilitas jika dijumlahkan sama dengan satu
4.    Dalam menjelaskan konsep mengenai probabilitas kita awali dengan menggunakan konsep sample space dan even.
5.    Tafsiran yang pertama yaitu timbulnya tafsiran tentang probabilitas 1/10 dan Penafsiran yang  kedua sangat berfaedah dalam menetapkan tindakan yang diambil berkenaan dengan exposure tersebut.

B. Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah lepasa dari kesalahan, tentu saja dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, serta dosen pengajar demi kelayakan makalah ini dan berbesar hati memaafkan kekurangan dan kesalah penulis dalam makalah ini.
  

DAFTAR PUSTAKA



Darmawi Herman. 2005. Manajemen Risiko dan Asuransi, Universitas Bina Nusantara edisi revisi. Bima

Silalahi Ferdinan. 2006. Manajemen Resiko dan Asuransi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Damawi Herman. 2000. Manajemen Resiko. Bumi Aksara. Jakart




Tidak ada komentar:

albumQ

albumQ
Takbir Azzam